Archive for 4 May 2012

Mengenal Emosi Bayi

Posted: 4 May 2012 in F.Y.I., The Signs

Bayi menunjukkan emosi mereka dengan berbagai cara. Kalau merasa tidak nyaman, ia menangis, mengejangkan tubuhnya dan menggerak-gerakkan tangannya sambil menendang-nendangkan kakinya ke sana ke mari. Kalau senang, bayi akan menunjukkannya lewat ekspresi yang berbeda.

Pada bulan pertama, ia akan diam kalau mendengar suara manusia dan kalau diangkat ia tersenyum. Kalau ia diajak bermain dengan menggerak-gerakkan kedua tangannya, ia akan tersenyum, mengeluarkan suara, menggapai dan bergerak mendekati. Semua ini merupakan tanda dan isyarat yang pasti dari emosi bayi.

Kalau memerlukan sesuatu, bayi akan menangis. Kalau merasa ingin bergaul mereka tertawa atau tersenyum. Bayi akan merasa kekuatan pribadinya bertumbuh ketika tangisannya mendatangkan pertolongan dan kenyamanan dan senyuman atau tawa mereka mendatangkan tanggapan yang serupa dari orang lain. Namun, semua ekspresi emosional ini memiliki berbagai makna lain ketika bayi bertumbuh. Pada awalnya tangisan merupakan isyarat ketidaknyamanan fisik, tapi tangisan kelak juga menyatakan ketidaknyamanan psikologis.

Berikut ini gambaran singkat perihal berbagai emosi khas dari bayi :

Menangis.
Ada 4 jenis tangisan :

a. Yang paling mendasar adalah tangisan karena lapar. Ada lagi tangisan karena marah, karena sakit dan karena frustasi. Tangisan karena lapar sifatnya ritmis.

b. Tangisan karena marah memiliki irama yang bervariasi.

c. Tangisan karena rasa sakit biasanya tiba-tiba dan keras.

d. Sedangkan tangisan karena frustasi diikuti oleh 2 atau 3 kali teriakan panjang tanpa menahan napas.

Tangisan bayi mesti ditanggapi dengan hati-hati dan lemah lembut. Bila ini dilakukan para ibu secara konsekuen, bayi akan lebih jarang menangis saat berumur setahun dibandingkan dengan bayi yang tidak cepat ditanggapi orang tuanya.

Tersenyum.
Senyuman pertama terjadi tidak lama setelah bayi lahir, yaitu hasil aktivitas sistem saraf pusat. Biasanya senyuman itu terjadi saat bayi tidur. Di minggu kedua, bayi sering tersenyum setelah diberi susu. Saat mengantuk, mereka mungkin menanggapi suara orang yang mengasuhnya. Selanjutnya bayi mulai terlihat suka tersenyum saat ia masih terjaga dan tidak sedang melakukan aktivitas.
Setelah berusia sebulan, senyuman bayi akan lebih sering dan lebih memiliki makna sosial untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka tersenyum kalau kedua tangannya ditepukkan atau kalau mendengar suara yang mereka kenal. Pada bulan kedua mereka akan lebih tanggap pada orang-orang yang mereka kenal.

Tertawa.
Bayi mulai tertawa sekitar usia 4 bulan. Sebagian tawa mereka ada kalanya terkait dengan takut, sebab kadang-kadang mereka bereaksi sama terhadap ketakutan dan tertawa. Ketika usia bayi meningkat, mereka mulai tanggap terhadap berbagai suara dan batuk dan mulai senang diajak bermain pada usia 7 sampai 9 bulan. Perubahan ini mencerminkan perkembangan kognitif mereka. Tertawa merupakan tanggapan terhadap lingkungan, yang membantu bayi melepaskan ketegangannya dari situasi yang mengesalkan. Tertawa memperlihatkan pentingnya hubungan antara perkembangan kognitif dan perkembangan sosial.

Sumber : TRIBUNNEWS.COM

Mungkin banyak orang yang tidak menyadari bahwa membaca buku memiliki banyak mamfaat bagi kehidupan. Selain memperkaya ilmu, membaca buku juga baik untuk pertumbuhan otak dan kesehatan tubuh.

Di zaman yang semakin maju, orang-orang cenderung lebih suka menikmati hiburan seperti menonton film, televisi atau bermain game sehingga kegiatan membaca sering di nomor duakan. Padahal aktifitas yang satu ini, lebih kaya manfaat daripada hanya berdiam diri dan menikmati hiburan yang hanya membuang waktu.

Dilansir dari lifemojo, berikut ini 5 mamfaat membaca buku untuk kesehatan :

1. Melatih otak.
Salah satu keuntungan membaca buku adalah sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut unutk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang semakin cerdas. Tapi untuk latihan otak ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin.

2. Meringankan stres.
Stres adalah faktor resiko dari beberapa penyakit berbahaya. Keindahan bahasa dalam tulisan dapat memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku fiksi sebelum tidur. Cara ini dianggap bagus untuk mengatasi stres setelah seharian beraktifitas.

3. Menjauhkan resiko penyakit Alzheimer.
Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit Alzheimer. Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.

4. Mengembangkan pola tidur yang sehat.
Bila Anda terbiasa membaca buku sebelum tidur, maka itu bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Ini akan membantu Anda mendapatkan tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.

5. Meningkatkan konsentrasi.
Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.

Jadi, jangan hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi atau bermain game komputer saja, tetapi juga luangkan waktu untuk membaca buku. Kebiasaan baik itu tidak hanya akan menyegarkan pikiran tetapi juga memberi manfaat untuk kesehatan dan kehidupan.

Sumber : i-berita

Jika ibu Anda selalu bawel dan mengingatkan Anda agar selalu menyikat gigi sebelum tidur, rajin berolahraga, hingga mencuci tangan sebelum makan, sebaiknya kini Anda harus berterima kasih kepada beliau.

Penelitian menunjukkan bahwa omelan ternyata memberi pengaruh positif bagi kesehatan, terutama jika Anda sudah menginjak usia 30 tahun. Omelan tersebut dianggap bertindak layaknya sebuah pengingat bagi orang untuk hidup sehat dan lebih aktif.

Penelitian yang didasarkan pada wawancara di Inggris menunjukkan bahwa orang yang kurang aktif merasa bahwa omelan dari anggota keluarga, pasangan atau anaknya dapat mempengaruhi kesehatan mereka dengan cara positif.

“Anda mungkin merasa nyaman duduk di sofa atau berlama-lama membaca buku, namun saat pasangan Anda mengatakan, ‘Ayo beranjak dan lakukan sesuatu’, ternyata itu sebuah pengingat agar kita lebih aktif,” papar salah satu peserta penelitian, dilansir melalui Dailymail.

“Namun, yang terpenting adalah ‘omelan yang baik’ harus diterapkan. Penelitian ini juga menganjurkan jika Anda sudah aktif dan sehat, maka tak perlu lagi mengomel,” tambahnya.

Sumber : Ghiboo.com